Bahan yang digunakan untuk membuat songkok ini pun juga tidak sembarangan karena songkok tersebut merupakan songkok kehormatan identitas etnis Dayak Benuaq warisan leluhur.
“Ya jadi setiap helainya atau manik-manik yang ada di songkok itu ada makna dan artinya sendiri-sendiri,” katanya.
Nama songkok yang akan diberikan kepada Presiden Jokowi itu adalah “Laukng Pasang Suriq” yang mengandung makna kebaikan, serta lambang kepemimpinan yang kuat.
Dia menjelaskan, Laukng Pasang Suriq terdiri dari Sulau Prencala. Sulau Prencala sejenis lempengan batu kecil berwarna putih dan oleh masyarakat Dayak dipercaya bisa menerawang sejauh apapun bisa diketahui jika ada orang yang berniat jahat kepada kita.
Helai selanjutnya adalah Lingkakng Gadikng, merupakan bahasa di dalam ritual yang jika diartikan sebagai lambang suka cita dan diekspresikan dalam beberapa hal seperti menari dan lainnya.
Selain itu, ada satu helai bulu burung enggang yang diletakkan di sebelah kanan pada bagian songkok Presiden. Dimana masyarakat Dayak meyakini bahwa bulu enggang tersebut melambangkan kekuasaan dan kekuatan.
“Bulu enggang itu diletakkan di bagian kanan, itu melambangkan kekuatan dan keberanian,” katanya.
Adapun proses pembuatan songkok adat Dayak untuk Presiden Jokowi ini kata dia memakan waktu yang cukup lama, terutama saat mengumpulkan bahan.