Terkait kasus stunting, pasangan calon pengantin setelah menikah tidak terpikirkan masalah kesehatan, sehingga dikhawatirkan banyak ditemukan bayi lahir dengan ukuran kecil.
Apalagi dengan adanya Pandemi Covid-19, pemantauan tumbuh kembang bayi agak terbatas, karena banyak posyandu yang tutup.
Selain itu juga, para ibu-ibu takut membawa bayinya ke puskesmas, sehingga tidak ada pemantauan dan hanya memberikan edukasi kepada orangtuanya, untuk menimbang dan mengukur sendiri tinggi badannya.
Padahal, untuk pengukuran bayi memerlukan alat antropometri yang sudah terkalibrasi untuk penggunaannya.
Disamping itu juga, faktor ekonomi yang menurun menjadi salah satu penyebab keluarga tidak bisa melengkapi kebutuhan gizi anak.
Tercatat selama Pandemi Covid-19, khusus di Kota Balikpapan kasus stunting mencapai 13, 8 persen. Meskipun demikian, kondisi ini masih dikatakan aman, karena yang tidak aman bagi Kabupaten dan Kota jika angkanya sudah di atas 30 persen keatas.