BorneoFlash.com, SENDAWAR – Pemkab Kubar melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengirim sebanyak 30 atlet bulutangkis untuk berlaga pada ajang kompetisi yang diselenggarakan di kota Bontang Kalimantan Timur.
Sebelumnya, para atlet yang dikirim tersebut dipersiapkan untuk berlaga pada ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) awal tahun 2021 lalu, namun Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terpaksa harus menerima kenyataan bahwa ajang tersebut diundur.
Sehingga menyebabkan latihan yang sudah digelar beberapa waktu lalu tersebut dirasa sia-sia.
Namun, menjelang akhir tahun 2021, ajang tersebut akhirnya bisa terlaksana dan dilangsungkan di Kota Bontang. Tentu saja ini menjadi kabar yang cukup membahagiakan bagi para atlet yang sudah berlatih tersebut. Tetapi, ada hal lain yang kemudian melanda dan sempat menghambat Kubar untuk mengikuti ajang tersebut, yakni mengenai masalah dana.
“Perasaan senang dan sedih kemarin bercampur aduk. Senang karena bisa dilaksanakan tapi sedih karena kita tidak punya anggaran untuk berangkat. Kalaupun PBSI Kubar tidak bisa mengirimkan perwakilan, tentunya akan mendapatkan sanksi skorsing. Ini yang menjadi dilema kita beberapa waktu lalu,” kata Ketua PBSI Kubar, Sahadi melalui Pelatih Kepala PBSI Kubar, Gamas Laden, Jumat (5/11/2021).
Oleh karenanya, dengan anggaran yang sangat terbatas, PBSI Kubar semula berencana tetap akan mengirimkan wakilnya sebanyak 3 orang. Tetapi, tidak disangka-sangka. Jumlah atlet yang akhirnya diputuskan berangkat mewakili Kubar berjumlah 30 orang.
“Karena kendala anggaran, makanya semula hanya berencana kirimkan 3 orang wakil Kubar saja,” jelasnya.
PBSI Kubar pun sebelumnya sudah mencoba mencari sumber dana agar bisa memberangkatkan para atlet ini. Namun, hasil yang didapatkan sangat tidak sesuai dengan harapan. Sehingga pengurus PBSI Kubar pun menceritakan hal ini kepada para atlet dan juga orang tuanya agar para atlet ini tidak merasa sedih.
“Ternyata, diluar dugaan kita. Para orang tua atlet ini bahkan bersedia memberangkatkan anak-anak yang memang masih berusia dini ini untuk bisa bertanding atas biaya sendiri. Bahkan untuk tempat tinggal di Kota Bontang pun kita mendapat bantuan fasilitas rumah,” terangnya.
Adapun para atlet yang diberangkatkan untuk menambah jam terbang dan pengalaman ini terdiri dari beberapa kategori mulai dari kelas usia dini hingga dewasa.
Dimana 30 atlet bulutangkis ini merupakan atlet pilihan yang terlihat bakat dan kemampuannya.
“Untuk cabor bulutangkis ini memang harus banyak latihan, jam terbang dan pengalaman. Tetapi memang kendalanya kita adalah di anggaran. Kita tidak bisa hanya mengharapkan dari pemerintah maupun KONI. Seharusnya memang bisa ada kerjasama dengan pihak lain agar bisa mencetak bibit atlet berbakat. Semoga kedepannya bisa terwujud,” jelasnya.
(BorneoFlash.com/Lilis)