BorneoFlash.com – Bayern Munchen melaju ke final Liga Champions dengan sinyal buruk, mulai dari cedera pemain hingga catatan masa lalu yang pernah dialami raksasa Jerman tersebut.
Bayern melaju ke final Liga Champions, menghadapi Paris Saint-Germain, dengan hasil yang sangat meyakinkan. Tanpa pernah mengalami kekalahan dan mencetak 42 gol.
Kesebelasan-kesebelasan yang dihadapi pada fase grup hingga semifinal pun bukan sembarangan. Manuel Neuer dan kawan-kawan menorehkan kemenangan tandang dan kandang atas Tottenham Hotspur, Olympiakos, dan Red Star Belgrade di fase grup.
Selanjutnya Chelsea di babak 16 besar, Barcelona di perempat final, dan Lyon yang merupakan tim kejutan di perempat final.
Bayern pun memiliki catatan yang baik melawan wakil Prancis di final kejuaraan-kejuaraan Eropa, termasuk mengalahkan St Ettiene di laga puncak Liga Champions yang masih bernama Piala Eropa pada musim 1975/1976 dan ketika menundukkan Bordeaux di final Piala UEFA 1995/1996.
Namun, ada beberapa catatan negatif yang menyertai langkah Die Roten ke final Liga Champions.
- Cedera otot yang dialami Jerome Boateng bisa mengurangi keandalan lini belakang anak asuh Hansi Flick.Jika Boateng cedera ada beberapa pemain yang bisa ditempatkan di tengah, tetapi Niklas Sule dan Benjamin Pavard yang tergolong baru sembuh dari cedera cukup riskan menghadapi kecepatan Neymar dan Kylian Mbappe.
- Kemenangan beruntun hingga ke final Liga Champions bukan kali ini saja dibukukan sebuah tim. Sebelum Bayern, AC Milan pernah melakukannya pada musim 1992/1993.Tampil sebagai unggulan dan melaju meyakinkan hingga ke final, Milan justru kalah 0-1 dari Olympique Marseille di partai puncak.
- Bayern memiliki catatan buruk melawan PSG. Dari delapan pertemuan, Bayern hanya menang tiga kali dan selebihnya kalah.Pertemuan terakhir Bayern dan PSG di Liga Champions terjadi pada musim 2017/2018 di fase grup. Dalam pertandingan di Paris, PSG menang 3-0 dan Bayern membalas dengan skor 3-1 di Munchen.
Sumber : , CNN Indonesia