BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Balikpapan serta PT Dermaga Perkasa Pratama (PT Bayan Group) pada Kamis (2/1/2025).
RDP yang berlangsung di Kantor DPRD Balikpapan ini membahas pengawasan perkapalan di perairan Teluk Balikpapan.
Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri, saat ditemui media usai memimpin RDP menyatakan pentingnya mengkritisi kegiatan di Teluk Balikpapan, khususnya terkait dengan aktivitas perkapalan yang selama ini tidak diketahui secara menyeluruh oleh masyarakat.
“Kita ingin tahu apa sih kegiatan-kegiatan di perairan laut Balikpapan, karena selama ini kita kan tidak tahu, tahunya kan di darat saja,” ujarnya.
Salah satu isu utama dalam pertemuan tersebut adalah diduga adanya monopoli jasa pandu oleh PT Pelindo, yang selama ini menjadi satu-satunya penyedia jasa pandu di perairan Teluk Balikpapan. “Kita minta dibuka semacam lelang terbuka untuk jasa pandu. jangan dimonopoli hanya satu perusahaan dalam hal ini PT Pelindo,” kata Alwi sapaan karibnya.
Alwi mengusulkan agar pemerintah membuka lelang terbuka untuk jasa pandu, mengingat ada enam perusahaan lokal yang memenuhi persyaratan dan dapat memberikan kontribusi untuk daerah. Perusahaan swasta, bukan hanya BUMN, bisa menyediakan jasa pandu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.
Apalagi saat pertemuan ditanyakan jika PT Pelindo hanya memiliki 6-8 kapal pandu, sementara kebutuhan jasa pandu harian mencapai 15-20 kapal. Hal ini mendorong Alwi untuk mendorong partisipasi perusahaan lokal dalam memenuhi kebutuhan tersebut. “Kenapa tidak menggunakan dua atau tiga perusahaan lokal, supaya bisa merangkul ini semua. Jadi kesannya memaksakan,” terangnya.
Selain itu, Alwi juga menyoroti keluhan masyarakat, terutama nelayan, yang mengeluhkan tumpahan batu bara dari kapal yang melintasi Teluk Balikpapan, yang menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga menyulitkan nelayan dalam mencari ikan.
Dalam pertemuan tersebut, kedua perusahaan yang hadir membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan lokal di Balikpapan, dan akan ada tindak lanjut dengan tinjauan ke lapangan. “Ini yang kita harapkan,” ujarnya.