Namun, pihaknya berusaha semaksimal mungkin mensupport dan membantu industri-industri yang ada di Kalimantan terutama untuk industri migas. “Jadi semua limbah-limbah mereka yang tidak mengolah disini, kita akan kirim ke bogor untuk kita olah,” katanya.
Menurutnya Mangrove di Kota Balikpapan sedang dan digalakkan. Disini sudah cukup banyak perhatian dari industri maupun perseorangan yang sudah mulai bergerak, untuk mencegah terjadinya abrasi dengan menanam mangrove dan pihaknya ingin menjadi bagian dari itu.
“Mungkin kegiatan tidak hanya mangrove, bisa juga bersih-bersih pantai dan kegiatan lingkungan yang lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan, Irma Nurmayanti menyampaikan Mangrove memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga keberlangsungan lingkungan, khususnya di Kota Balikpapan. “Ini juga berkaitan dengan abrasi pantai,” imbuhnya.
Apalagi garis pantai yang ada di Balikpapan sudah semakin berkurang. “Ini penting, dalam rangka penanggulangan bagaimana supaya tetap terjaga melalui penanaman mangrove dan juga kaitannya yang lagi trend terkait perubahan iklim,” terangnya.
Personel Dit Polairud Polda Kaltim, Bripka Taufik Ismail sebagai penggiat mangrove menjelaskan dalam melakukan penanaman mangrove itu harus bisa melihat kualitas bibitnya terlebih dahulu.

“Bibitnya yang kita tanam ini apakah siap ditanam di tempat terbuka atau tidak. Bibit itu sudah siap berfotosintesis atau tidak. Tapi kalau tanam dengan bibit yang kita punya belum siap untuk di alam terbuka lebih baik jangan. Lebih baik sedikit tapi tepat dan terawat,” jelasnya.
Mangrove setelah di tanam itu juga harus dirawat. Jika dari bibit usia 6 bulan bisa dirawat dalam waktu dua atau tiga tahun kemudian baru bisa dilepaskan. “Tapi kita harus tetap periksa supaya bibit itu benar-benar terus tumbuh dan lestari,” katanya.