Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PPLI Tanam 200 Mangrove di Pantai Lamaru 

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Ardiansyah
PPLI melakukan penanaman Mangrove secara bersama-sama, di Pantai Lamaru Balikpapan pada hari Rabu (21/6/2023). Foto: BorneoFlash.com/Niken Sulastri.
PPLI melakukan penanaman Mangrove secara bersama-sama, di Pantai Lamaru Balikpapan pada hari Rabu (21/6/2023). Foto: BorneoFlash.com/Niken Sulastri.

Namun, pihaknya berusaha semaksimal mungkin mensupport dan membantu industri-industri yang ada di Kalimantan terutama untuk industri migas. “Jadi semua limbah-limbah mereka yang tidak mengolah disini, kita akan kirim ke bogor untuk kita olah,” katanya.

Menurutnya Mangrove di Kota Balikpapan sedang dan digalakkan. Disini sudah cukup banyak  perhatian dari industri maupun perseorangan yang sudah mulai bergerak, untuk mencegah terjadinya abrasi dengan menanam mangrove dan pihaknya ingin menjadi bagian dari itu.

“Mungkin kegiatan tidak hanya mangrove, bisa juga bersih-bersih pantai dan kegiatan lingkungan yang lain,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan, Irma Nurmayanti menyampaikan Mangrove memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga keberlangsungan lingkungan, khususnya di Kota Balikpapan. “Ini juga berkaitan dengan abrasi pantai,” imbuhnya.

Apalagi garis pantai yang ada di Balikpapan sudah semakin berkurang. “Ini penting, dalam rangka penanggulangan bagaimana supaya tetap terjaga melalui penanaman mangrove dan juga kaitannya yang lagi trend terkait perubahan iklim,” terangnya.

Personel Dit Polairud Polda Kaltim, Bripka Taufik Ismail sebagai penggiat mangrove menjelaskan dalam melakukan penanaman mangrove itu harus bisa melihat kualitas bibitnya terlebih dahulu.

Diskusi bersama mengenai kelestarian lingkungan khususnya Mangrove, di Pantai Lamaru Balikpapan pada hari Rabu (21/6/2023). Foto: BorneoFlash.com/Niken Sulastri.
Diskusi bersama mengenai kelestarian lingkungan khususnya Mangrove, di Pantai Lamaru Balikpapan pada hari Rabu (21/6/2023). Foto: BorneoFlash.com/Niken Sulastri.

“Bibitnya yang kita tanam ini apakah siap ditanam di tempat terbuka atau tidak. Bibit itu sudah siap berfotosintesis atau tidak. Tapi kalau  tanam dengan bibit yang kita punya belum siap untuk di alam terbuka lebih baik jangan. Lebih baik sedikit tapi tepat dan terawat,” jelasnya.

Mangrove setelah di tanam itu juga harus dirawat. Jika dari bibit usia 6 bulan bisa dirawat  dalam waktu dua atau tiga tahun kemudian baru bisa dilepaskan. “Tapi kita harus tetap periksa supaya bibit itu benar-benar terus tumbuh dan lestari,” katanya.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.