“Pengelolaan air limbah di pemukiman atas air ini beda dengan di darat yang menggunakan septic tank. Mereka menggunakan perpipaan. Jadi buangan tinja itu tersalurkan melalui kloset ke pipa yang akan diolah di pengelolaan IPAL margasari di belakang Pasar,” terangnya.
Limbah air tinja itu dikelola menjadi pupuk dan air limbahnya yang sudah dikelola digunakan untuk tanaman ataupun digunakan untuk kebersihan pasar. Dalam pengelolaannya, sehari bisa menghasilkan sekitar 200 liter air bersih.
“Limbah diolah menghasilkan pupuk, sama air yang cukup di fungsikan khusus tanaman saja, tidak bisa di konsumsi. Itu rata-rata sekarang itu dihasilkan 200 liter air bersih,” ucapnya.
Untuk pembayarannya dikenakan melalui rekening air dan harganya sama seperti penyedotan septic tank yakni sekitar Rp 9.500 per bulan. Sedangkan yang tidak punya rekening air akan ditarik iuran sebesar Rp 20 ribu per bulan secara door to door.
“Warga di pemukiman diatas air sebanyak 1.350 KK Margasari,” sebutnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Sekolah SDN 004 Balikpapan Barat, Siti Muyasaratin menuturkan jika kegiatan ini sangat bermanfaat sekali untuk memberikan pengetahuan tentang IPAL sejak dini kepada para siswanya.
Walaupun sebenarnya pengetahuan tentang pengolahan limbah ini juga diajarkan, tetapi tidak melalui tayangnya yang bisa dilihat langsung.
“Ini tadi anak-anak bisa melihat langsung bagaimana prosesnya, sehingga tidak perlu membayangkan lagi,” ungkapnya.
Siti berharap siswa ini dapat menerapkan ilmu pengetahuannya yang diperoleh dari sosialisasi ini bukan hanya untuk di sekolah saja tetapi juga dirumah dan lingkungan masyarakat.