Tentunya, ini sangat baik bagi Balikpapan untuk mencontoh yang sudah dikerjakan para eksekutif dan legislatif Kabupaten Sidoarjo, sehingga bisa di terapkan di Kota Balikpapan.
“Kami ingin belajar, kiat dan trik, karena kami tahu Sidoarjo ini telah mendapat berbagai penghargaan terkait pelayanan pengaduan publik dan transformasi transportasi publik,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Bagian (Kabag) Program dan Keuangan DPRD Sidoarjo M Rofik S Sos MM membenarkan bahwa kepadatan penduduk di Sidoarjo sudah hampir mencapai angka 2,250 juta jiwa.
Bahkan, angkanya bisa saja lebih banyak lagi, karena rata-rata penduduknya banyak yang bekerja di Surabaya, jika malam pulang ke Sidoarjo.
Rofik juga mengungkapkan, bahwa APBD Sidoarjo sudah mencapai Rp 5 Triliun, sedang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp 2 Triliun. “Alhamdulillah, pada periode ini, progres pembangunan sudah cukup baik,” terangnya.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sedang berupaya membangun Flyover atau jalan layang, lanjutnya untuk menghindari kemacetan di jalan-jalan utama yang direncanakan pada tahun 2023 mendatang, Kabupaten Sidoarjo dikatakan akan mirip dengan Jabotabek.
“Kabupaten kota dari Surabaya, Sidoarjo dan Gresik akan terlink, baik itu sarana moda transportasi darat maupun kereta api. Jadi kalau dari Sidoarjo naik bus ke Gresik itu murah, cuma Rp 2.500,” katanya.
Tak hanya itu, pelayanan pengaduan publik yang diterapkan di Sidoarjo dengan membangun Call Center di hotline 119 mirip dengan yang ada di Surabaya.