“Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih besar lagi disini kita hadirkan dari negara-negara lain, termasuk yang tahun ini ada di Batu Raja. Selamat berlatih,” serunya.
Panglima TNI menyampaikan apabila Latma ini dimulai dari pemaparan teori selama empat hari dan sejak hari ini memperkenalkan miles yang merupakan alat dari US Army.
Untuk membuat latihan itu realistis meskipun peluru bukan peluru tajam melainkan peluru hampa, tapi karena ini sudah berteknologi komputer maka saat orang terkena tembakan secara otomatis alat ini akan berbunyi.
“Kenanya pun spesifik, kena di tangan kah, di dada atau diperut. Jadi disini kelihatannya hanya memakai peluru hampa tidak main-main. Kalau sembunyi nggak bagus pasti kena. Itu teknik-teknik,” terangnya.
Dijelaskan Panglima TNI, Latma ini saling belajar satu sama lain antar kedua negara untuk bisa meraih ilmu dari beberapa latihan yang diselenggarakan. Salah satu contoh, latihan serangan kompi. Serangan ini berbeda tempat berbeda juga tantangannya, sehingga setiap latihan itu ada pelajaran baru yang diperoleh.
“Kita satu sama lain mempelajari hal baru. Bahkan, prajurit kita sendiri, karena mereka ada di Banjarmasin dan sekarang ada di Amborawang, pasti ada hal baru,” terangnya.