“Atas perintah Presiden, kita punya waktu dua tahun untuk menurunkan angka stunting dari 22 persen ke 14 persen,” sebutnya.
Hadi mengungkapkan apabila TP PKK berperan penting untuk menurunkan angka stunting adalah PKK, posyandu, puskesmas untuk bisa menyisir tiga kelompok ibu-ibu yang rentan, yakni menjelang pernikahan, ketika ibu hamil dan ibu menyusui.
“Tiga kelompok wanita ini harus mendapatkan perhatian serius lewat ibu-ibu PKK dalam hal ini Dinas Kesehatan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kutim sebagai pemenang juara umum HKG PKK ke-50 Hj. Siti Robiah Ardiansyah mengatakan, juara ini merupakan prestasi pertama kali yang diraih TP PKK Kutim sebagai juara umum.
“Ini yang pertama kali. Kaget dan senang, karena Kutim tidak banyak meraih juara 1 tapi setiap perlombaan ada meraih juara,” ungkapnya.
Prestasi ini merupakan hasil kerja keras dari setiap pembinaan secara terus-menerus yang diraih, walaupun bukan secara instan juara ini diraih melainkan butuh proses pembinaan dan pemberdayaan yang panjang dan secara berkelanjutan kepada seluruh kader kader PKK, untuk bisa terus melakukan yang terbaik.
Kemenangan ini menjadi titik tolak yang baik untuk terus melakukan bimbingan dan fasilitas kepada seluruh kader PKK, khususnya di Kutim.
Ia pun mengimbau kepada seluruh kader, khususnya Kutim untuk terus menggelorakan semangat dalam melaksanakan tanggung jawab pemberdayaan keluarga.
Pasalnya, saat ini ada banyak tantangan dalam keluarga yang dihadapi diantaranya menyiapkan generasi yang punya intelektual berkualitas, generasi yang memiliki moralitas baik serta memiliki ketahanan bagi keluarga dalam menghadapi permasalahan stunting.
“Keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat harus menjadi Pondasi yang kuat menghadapi semua rintangan,” terangnya.
(BorneoFlash.com/Niken)