Harapan saya setelah tiga bulan, kita dapatkan formulanya. Mudah-mudahan cocok,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mulia ini.
Ia berharap, potensi SDM yang sudah ada mampu bekerja optimal untuk mengembangkan sistem yang membantu dalam pengambilan keputusan penilaian setiap karyawan.
“Bagaimana memandang bahwa setiap karyawan akan meningkatkan kinerjanya yang berbeda-beda (sesuai level), juga ada reward and punishment,” harap nya.
Menurutnya, sistem E-Kinerja tersebut akan lebih fair dalam menilai prestasi kinerja setiap karyawan di berbagai level atau jenjang.
Pihaknya masih menerima masukan dari karyawan hingga 3 bulan ke depan sebelum dokumen dirampungkan.
Terkait dengan pelaksanaan Raker, Agung merasa bangga mengingat untuk pertama kalinya bisa diikuti peserta yang berasal dari beberapa kota.
Selain dari Balikpapan dan Samarinda, juga ada peserta dari Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.
Tak lupa ia mengingatkan, saat ini sudah banyak beredar perangkat teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai keperluan, seperti untuk Raker.
“Teknologinya sebenarnya sudah lama, tapi kita baru memulai kebiasaan baru, baru mengalami langsung,” ungkapnya.
Salah satu penerapan teknologi yang baru saja dimanfaatkan oleh Universitas Mulia adalah Diskusi Terbatas Sharing Kebijakan dan Implementasi Belajar Kampus Merdeka dengan mengundang narasumber dua orang Doktor dan empat orang Profesor beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, Ketua Yayasan Airlangga Mulia Hayati Deviantie, pada kesempatan penutupan Raker 2021 ini tampak hadir menutup kegiatan.
Ia menegaskan bahwa hasil rapat merupakan komitmen. Ibarat janji adalah hutang.
“Ibu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bahwa semua jajaran ini bersemangat dan berkomitmen, itu yang penting,” tutupnya. (*)
(BorneoFlash.com/Muhammad Eko)