BorneoFlash.com, SENDAWAR – Setelah melewati berbagai pertimbangan dalam rapat koordinasi yang terus dilakukan bersama terkait dengan pendirian isolasi terpusat.
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) tidak jadi melakukan pendirian tempat isolasi tersebut. Yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi sisi psikologis para pasien sehingga menurunkan daya tahan tubuh.
“Pendirian isolasi terpusat batal untuk dilaksanakan. Sebab banyak dampak yang mungkin bisa terjadi. Di satu sisi memang berdampak baik tapi disisi lain berdampak negatif juga bagi para pasien yang secara fisik terlihat sehat,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kubar, Ayonius beberapa waktu lalu.
Dan para pasien yang terkonfirmasi positif tetap harus menjalankan isolasi mandiri secara ketat.
“Kita harapkan peran dari pemerintah kecamatan dan kampung untuk bergotong royong mengawasi dan membantu pasien yang melakukan isoman ini.
karena pasien tidak bisa keluar maka pemerintah kecamatan dan kampung bisa membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” terangnya.
Sebelumnya Pemkab Kubar bersama tim satuan tugas (satgas) Covid-19 memang berencana mendirikan kembali isolasi terpusat.
Yang kabarnya dilaksanakan di Lamin Taman Budaya Sendawar (TBS) Barong Tongkok.
Yang dikhususkan untuk pasien positif Covid-19 di sekitaran pusat ibu kota kabupaten dan jumlahnya mencapai ratusan orang.
Tetapi sekarang rencana tersebut dibatalkan karena menganalisis dampak dampak yang dapat terjadi. Sehingga para pasien tersebut hanya disarankan untuk menjalani isolasi mandiri secara disiplin.
Agar dapat membantu memutus mata rantai penyebaran virus ini. Dan untuk RS Pratama yang sekarang terus menjadi tempat perawatan dan isolasi.
“Untuk yang isoman tetap mendapat pengawasan, oleh karenanya kita harapkan kerja sama dari kecamatan, kampung dan puskesmas setempat. Kita harapkan seluruh elemen dapat membantu menghentikan penyebaran virus ini,” pungkasnya. (BorneoFlash.com/Lis).