BorneoFlash.com, SAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa program efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah tidak akan berdampak negatif pada sektor pendidikan.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait pemangkasan anggaran, Andi Harun menegaskan bahwa kebijakan tersebut justru bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana daerah.
“Pemangkasan anggaran dilakukan pada program yang dinilai kurang efektif, sehingga dana yang tersedia dapat dialihkan untuk pengembangan fasilitas pendidikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa efisiensi anggaran ini tidak akan mengganggu operasional pemerintahan, karena pemotongan hanya dilakukan pada belanja yang bukan merupakan prioritas utama.
“Kami tidak memangkas anggaran operasional. Justru, efisiensi ini dilakukan pada pos pengeluaran yang dianggap tidak mendesak, sehingga anggaran yang ada dapat digunakan untuk pembangunan atau renovasi sekolah,” ungkapnya.
Secara nasional, kebijakan pemangkasan anggaran telah dilakukan sebanyak tiga kali di berbagai kementerian dan lembaga, dengan total penghematan mencapai Rp750 triliun.
“Pemotongan anggaran ini menyasar belanja yang sifatnya tidak mendesak, seperti perjalanan dinas dan studi banding. Dana yang dihemat kemudian dialokasikan untuk program yang lebih berdampak langsung bagi masyarakat,” paparnya.