BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Potensi perkebunan kelapa sawit di pulau Kalimantan tidak bisa dipandang sebelah mata, karena tanaman asli dari Benua Amerika ini banyak ditanam di Pulau Borneo sebutan untuk Pulau Kalimantan. Sekitar 35% produksi nasional berasal dari pulau yang paling luas di Indonesia ini.
Di Kalimantan Timur sendiri berdasarkan data Dinas Perkebunan tahun 2019, luas area pertanaman sudah mencapai 1.228.138 hektar yang hampir tesebar di semua Kabupaten di Kaltim.
Tidak mengherankan jika tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan biodiesel banyak ditanam baik perorangan atau petani, perusahaan swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Banua Etam ini.
Produk turunan dari kelapa sawit diataranya RBD Palm Olein, dan RBD Palm Stearin diekspor ke China, Philipina, Pakistan, dan Uni Emirat Arab.
Sedangkan sisa olahan atau limbah dari minyak tersebut seperti cangkang sawit, kernel dan Spent Bleaching Earth juga banyak diminati negara asing, seperti Jepang, dan Malaysia.
Berdasarkan data Iqfast (Indonesia Quarantine Full Automation System) Karantina Pertanian Balikpapan tahun 2020 Januari – 10 Desember komoditas olahan minyak sawit diataranya RBD Palm Olein, RBD Palm Stearin mencapai 2.062.901 Metrik Ton, dengan nilai ekonomi 6,08 Triliun. Sedangkan limbah sawit berupa cangkang dan Spent Bleaching Earth jumlah ekspor 3.000 MT dengan nilai ekonomi 36 M.
Abdul Rahman, Kepala Karantina Pertanian Balikpapan menyampaikan bahwa ekspor komoditas perkebunan di Kaltim sangat tinggi, hari ini (10/12/2020) bertepatan dengan hari perkebunan mengusing tema Optimalisasi Ekspor Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi. Sebanyak 11.998 MT RBD Palm Olein dengan nilai ekonomi 108 M di ekspor ke China. Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian melalui Kepala Badan Karantina Pertanian bahwa karantina pertanian terus berupaya mendorong ekaspor komoditas pertanian dan perkebunan melalui layanan cepat, pungkas Rahman. (*)