Kunjungan dilanjutkan ke RT 26 Jalan Belatuk III, di mana warga secara aktif memilah sampah plastik dan organik. “Inisiatif dari warga sangat menggembirakan. Ini bukan hanya soal teknis, tapi budaya baru dalam menjaga lingkungan,” ungkapnya.
Tak hanya soal sampah, kawasan Gunung Bahagia juga mendapat perhatian dalam hal penanggulangan banjir. Salah satunya adalah SMP Negeri 14 yang terdampak genangan air saat hujan deras, yang terjadi pada hari Kamis, 19 Juni 2025.
Bagus mengatakan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk mencari solusi teknis yang cepat dan tepat.
“Saluran air di sekitar sekolah yang dinilai terlalu kecil. “Nanti kita koordinasikan, apakah perlu perencanaan ulang. Sistem kita harus berbasis perencanaan dulu mengeksekusi. Mudah-mudahan urgent begini bisa dipercepat,” terangnya.

Peninjauan ditutup di Bendali Gunung Bahagia, Jalan Pialing RT 28. Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, bendali ini diproyeksikan menjadi ruang publik dan potensi wisata lokal. Bagus mendorong pemanfaatannya sebagai kawasan rekreasi dan pemberdayaan UMKM warga sekitar. “Bendali ini harus dijaga dan dirawat,” katanya.
Sinergi antara masyarakat dan pemerintah, menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan bisa menjadi kekuatan sosial sekaligus potensi wisata berbasis edukasi. (*)