BorneoFlash.com, JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) mempercepat pemulihan smelter tembaga di KEK JIIPE Gresik setelah kebakaran pada Oktober 2024 yang memicu kondisi force majeure. Chairman Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson, CEO Kathleen Quirk, dan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas turun langsung ke lokasi untuk memastikan kesiapan operasional.
Tony menyatakan smelter mulai beroperasi kembali sejak pekan ketiga Mei dan menargetkan produksi katoda tembaga pada akhir Juni 2025. Perusahaan lebih awal menyelesaikan perbaikan dari jadwal semula, yaitu pekan ketiga Juni.
Untuk mempercepat proses, PTFI mengirim lebih dari 300 ton material dengan tiga kali penerbangan Boeing 747 dan Antonov AN-124, serta mengerahkan 2.000 pekerja dalam dua shift. Saat ini, smelter memasuki fase ramp-up menuju kapasitas penuh 100% pada Desember 2025.
Tony menegaskan percepatan ini menunjukkan komitmen PTFI terhadap hilirisasi dan ketahanan industri nasional. Smelter Gresik, dengan kapasitas 1,7 juta ton konsentrat per tahun, menjadi fasilitas single line terbesar di dunia.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga mengapresiasi percepatan ini. Ia menyatakan smelter akan mulai beroperasi penuh pada Juni, lebih cepat dari target awal September 2025.
Investasi proyek ini mencapai Rp58 triliun dan menjadi bagian dari komitmen terhadap IUPK 2018. Dengan tambahan smelter ini, total kapasitas pemurnian tembaga PTFI mencapai 3 juta ton konsentrat per tahun, menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak. (*)