Gubernur Kaltim Tegaskan Komitmen Jaga Hutan dan Orangutan Saat Kunjungan Menteri Kehutanan

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Ardiansyah
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud memberikan sambutan pada kegiatan pelepasliaran enam orangutan hasil rehabilitasi dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), pada hari Selasa (22/4/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud memberikan sambutan pada kegiatan pelepasliaran enam orangutan hasil rehabilitasi dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), pada hari Selasa (22/4/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

BorneoFlash.com, KUKAR – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud menyambut penuh semangat kunjungan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, Ph.D ke Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar), dalam rangka pelepasliaran enam orangutan hasil rehabilitasi dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), pada hari Selasa (22/4/2025).

 

Dalam kesempatan itu, Rudy menegaskan kesiapan dan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim, untuk menjaga kelestarian kawasan konservasi hutan. “Wilayah konservasi kita luas, sekitar 1.800 kilometer persegi, dan kami siap menjaga 24 jam bila ada gangguan,” ujar Rudy. 

 

Bahkan, Rudy menyebut kawasan hutan tidak hanya aset nasional, tetapi juga milik dunia yang harus dijaga bersama. Untuk itu, Rudy mengapresiasi langkah Kementerian Kehutanan serta BOSF dalam upaya konservasi orangutan, satwa endemik Kalimantan yang kini semakin terancam akibat kerusakan habitat. 

 

Namun, Gubernur Kaltim juga memuji peran serta sektor swasta, seperti PT Rhoi, yang ikut berkolaborasi dalam penyerahan enam individu orangutan ke habitat alami.

 

Penandatanganan berita acara penyerahan tersebut, katanya sebagai simbol nyata sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan. “Ini bukan sekadar seremoni, ini langkah konkret menyelamatkan spesies kunci dan memperkuat ekosistem hutan kita,” tegasnya.

 

Meski Kaltim dikenal sebagai wilayah industri dengan kontribusi besar terhadap produksi batubara nasional. Namun, menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan konservasi.

 

Bahkan, ia menyebut Kutai Timur sebagai tempat pelepasliaran dilakukan dengan memiliki potensi besar sebagai pusat konservasi, karena luas wilayahnya yang melebihi Provinsi Jawa Barat namun berpenduduk jauh lebih sedikit.

 

“Konservasi orangutan ini tetap bisa terjaga, karena luasnya cukup luas seluas Provinsi Jawa Barat  35.000 km2 sementara Kutai Timur 36.000 km2. Penduduk Jawa Barat lebih kurang sekitar 50 juta, penduduk yang ada di Kutai Timur tidak lebih daripada 500 ribu. Jadi masih sangat luas sekali,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sosialisasi Expo UMKM dan Forum Investasi PPU, Rencana Dihadiri Wapres Terpilih dan Artis Nasional

 

Lebih lanjut, Rudy berharap kunjungan Menteri Kehutanan membawa semangat baru untuk reboisasi dan pelestarian hutan tropis yang berperan sebagai paru-paru dunia. Serta, mendukung arah pembangunan Kaltim menuju ekonomi hijau dan rendah karbon sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.

 

“Kami harap energi dan kolaborasi ini terus dijaga. Tidak hanya sebatas rehabilitasi dan pelepasan satwa, tapi juga mendorong restorasi ekosistem dan pembangunan kehutanan yang berkelanjutan,” tutup Rudy.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.