Disisi lain, vaksinasi DBD ini belum ada yang meminta dari Kabupaten/Kota lain di Provinsi Kaltim. “Balikpapan duluan yang minta. Kalau ditempat lain mereka belum mau. Kita minta kemana dulu, tidak ada yang meminta. Balikpapan sudah siap datangkan vaksin dari biofarma dan gudang vaksin sudah siap juga. Maka kita lakukan disini,” terangnya.
Vaksinasi DBD sudah berjalan di Kota Balikpapan sejak bulan Desember 2023, sejak adanya vaksin ini kasus DBD di Kota Balikpapan mulai menurun, padahal baru melaksanakan vaksinasi DBD dosis pertama. Untuk dosis kedua akan dilakukan di bulan maret 2024.
Hingga saat ini, vaksinasi DBD sudah mencapai 75 persen dari 9000 lebih anak yang dilakukan vaksinasi. Sebenarnya vaksinasi ini sudah ada sebelumnya hanya belum menjadi program nasional. Yang masuk program nasional itu masih 14 vaksin saja.
Pihaknya pun lakukan evaluasi terhadap vaksinasi DBD ini dan rata-rata telah melakukan vaksinasi mandiri. “Kan mahal, sekali vaksinasi sebesar Rp 1 juta, kalau dua kali suntik Rp 2 juta. Kalau ini kan tidak bayar kita sediakan vaksinnya,” ungkapnya.
Meskipun demikian, kasus DBD tidak pernah turun kalau pun turun itu tingkat kesakitannya masih tinggi masih diatas 10 per 100 ribu penduduk. Rata-rata masih diatas 50 per 100 ribu penduduk. Bahkan, ketika kasus tinggi diatas 300 per 100 ribu penduduk.
“Kita lakukan di Balikpapan karena ini adalah etalase nasional, ada IKN disini maka kita ingin penyakit dapat dilakukan pengendalian,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty mengatakan Balikpapan menjadi Pilot Project Vaksinasi DBD di Provinsi Kaltim dan mendapatkan vaksinasi DBD dari Kaltim sebanyak 9.800 dosis.
“Bukan hanya SDIT Al Auliya tetapi seluruh sekolah dasar yang ada di Kecamatan Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Tengah. Hari ini adalah giliran hari vaksinasi di SDIT Al Auliya 2,” katanya.