“Total kertas suara itu 5 juta lebih, karena 5 pemilihan dan DPT kita 509 ribu. Jadi 509 ribu kali 5 kali 2 persen per TPS,” terangnya.
Untuk menjadi personil pelipatan kertas suara harus sehat, tidak terafiliasi dengan partai politik karena kalau terafiliasi dengan partai politik atau pasangan calon bisa bahaya. “Kita sudah wanti-wanti kepada mereka, pulang pergi tidak ada yang dibawa,” ungkapnya.
Thoha menyampaikan kerawanan yang terjadi saat pelipatan kertas suara ini yakni sudah jauh-jauh hari pihaknya mengantisipasi terkait dengan tidak cukupnya waktu.
“Yang saya sangat khawatirkan itu kalau terjadi kurang kirim. Banyak yang rusak dan kurang kirim. Alhamdulillah, hari pertama kemarin kurang kirim itu minim hampir tidak ada, kemudian surat-surat rusak juga sedikit sekali. Insyaallah nanti sampai akhir, kita tidak pontang panting ke pabrik lagi minta untuk tambahan,” jelasnya.
Sementara, salah seorang pelipat kertas suara, Ana Andriana menyampaikan hari pertama berhasil mengerjakan 200 kertas suara. Target kertas suara yang dikerjakan pada hari ini bisa mencapai 500 kertas suara. “Saya ingin cari pengalaman dan ikut berpartisipasi untuk menyukseskan pemilu,” ujar wanita berusia 68 tahun.