PHI Dukung Rehabilitasi Orangutan, Sebelum Lepas Liar di Hutan Kalimantan Timur

oleh -
Editor: Ardiansyah
Yayasan BOS menjalankan Program Rehabilitasi Orangutan yang berlokasi di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Foto: HO/PHI.
Yayasan BOS menjalankan Program Rehabilitasi Orangutan yang berlokasi di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Foto: HO/PHI.

“Orangutan memiliki peran penting sebagai umbrella species di hutan yang membantu meregenerasi hutan yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan kebutuhan hidup spesies lain di hutan, termasuk juga kebutuhan manusia akan udara segar, air bersih, dan perlindungan tanah,” ungkapnya. 

Jamartin menambahkan bahwa program rehabilitasi yang dilakukan oleh Yayasan BOS berfokus pada pedoman dan kriteria nasional dan internasional (IUCN), yang bertujuan membekali orangutan yatim di “Sekolah Hutan”.

“Dengan keterampilan bertahan hidup yang sesuai dengan kebutuhan mereka saat cukup dewasa untuk dilepasliarkan, dimana mereka diajarkan cara untuk bertahan hidup di hutan seperti mencari makan, membuat sarang, memanjat pohon, dan mengenali musuh alami,” ujarnya.

Dalam rangka Hari Orangutan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 19 Agustus, Manager Environment PHI Kemas Adrian mengharapkan bahwa dukungan ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat secara luas.

Yayasan BOS menjalankan Program Rehabilitasi Orangutan yang berlokasi di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Foto: HO/PHI.
Yayasan BOS menjalankan Program Rehabilitasi Orangutan yang berlokasi di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Foto: HO/PHI.

Juga sebagai upaya pelestarian orangutan ini dapat melestarikan ekosistem vital hutan rumahnya, dapat meningkatkan populasi Orangutan di alam.

”Kami menjalankan program pengelolaan lingkungan sesuai komitmen Perusahaan untuk mengurangi emisi karbon, melakukan efisiensi energi, dan konservasi lingkungan, seperti program rehabilitasi orangutan ini, serta mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan net zero emission di tahun 2060,” jelas Kemas. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.