Selain itu, bangunan gedung SDN 001 juga terpaksa dijadikan posko darurat penampakan korban kebakaran yang tercatat sebagai 60 Kepala Keluarga dan 197 Jiwa. Pasalnya SDN 001 berlokasi tak jauh dari tempat kebakaran.
Sementara itu para anak-anak SD yang menjadi korban kebakaran juga mengaku masih trauma dengan insiden kebakaran yang merapikan tempat peristirahatan mereka.
“Baju sekolah saya, sepatu sama tas saya terbakar, jadi tidak bisa ke sekolah,” kata Jemi Arta Rwanda (9) salah satu murid SD yang menjadi korban kebakaran.
Dengan wajah yang tertunduk lesu, anak yang baru duduk di bangku kelas 4 SDN 001 Siluq Ngurai itu mengaku, hanya bisa berlari ke tempat yang aman saat kebakaran terjadi. Sementara seluruh isi rumah termasuk perlengkapan sekolah, tidak bisa diselamatkan oleh orang tua nya serta warga Kampung Muhur.
Kondisi yang sama juga dialami Mika Julianti (12). Bersama Orang Tua dan keluarganya harus merelakan rumah beserta isi nya ludes terbakar akibat kebakaran terbesar yang pernah terjadi di Kutai Barat tersebut.
“Saya libur sendiri karena pakaian sekolah saya terbakar semua,” ungkapnya.
Karenanya, Siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Siluq Ngurai itu sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak atas musibah yang dialami. Baik pakaian, kebutuhan makan dan minum, termasuk perlengkapan sekolah, sehingga bisa segera mengikuti aktivitas pendidikan seperti biasanya.
“Harapan saya, supaya banyak pihak-pihak yang membantu kami yang menjadi korban kebakaran di kampung Muhur ini,” harapnya.(*)