BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan menyoroti persoalan stunting atau gangguan pertumbuhan, kekurangan gizi yang menjadi perhatian serius di Kota Balikpapan.
Salah satu upaya yang dilakukan DPRD Balikpapan dengan menggelar “Dialog Warga” yang mengangkat tema “Cegah Stunting, demi Wujudkan Bonus Demografi 2045”.
Kegiatan ini digelar oleh Wakil Ketua DPRD Balikpapan, di Aula Lanud Dhomber, RT 31, Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, Senin (13/3/2023).
Turut hadir pada kegiatan dialog warga yakni, Camat Balikpapan Selatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan dan Kepala Puskesmas Sepinggan Raya.
Budiono mengatakan berdasarkan data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa kasus tertinggi Stunting terdapat di Kota Balikpapan.
“Beberapa waktu lalu saya bertemu Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, yang menyampaikan di Kota Balikpapan ada kasus stunting dan angkanya lumayan tinggi. Ini jadi perhatian kita bersama. Saya konsen sekali dengan adanya kasus stunting,” ujar Budiono.
Dengan ditemukannya angka stunting yang cukup tinggi ini, kemungkinan karena kelalaian semua pihak dalam kurun waktu 3-5 tahun terakhir, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan tidak konsen terhadap penanganan Stunting.
“Kan stunting ini kurang gizi terhadap ibu hamil dan bayi lima tahun (balita), atau pola asuh yang tidak sesuai dengan lingkungannya, bayi yang belum imunisasi atau masalah sanitasi Mandi Cuci Kakus (MCK) nya, pola hidup sehatnya kurang, gizi yang harus terpenuhi dengan baik,” terangnya.