Metode penanggulangan tumpahan minyak pada pelatihan ini merupakan replikasi Inovasi dari Perwira Pertamina Zona 10 yang telah memenangkan kategori Platinum di APQ award 2022, Inovasi Khusus Subroto Award serta telah mendapatkan Hak Paten dari DJKI.
“Usai pelatihan ini relawan yang telah dibentuk akan berperan sebagai garda terdepan dalam melaksanakan penanggulangan tumpahan minyak dan selalu siaga melakukan patroli ketika terjadi tumpahan minyak di laut,” tambah Hendra.
Hadir pada pelatihan ini Kepala Desa Kersik Jumadi, yang memberikan dukungannya dalam implementasi pelatihan ini. “Pelatihan ini merupakan upaya bersama dalam menjaga ekosistem laut sekitar Marangkayu, agar lingkungan semakin terjaga dan nelayan tidak terganggu ketika mencari ikan,” tutup Jumadi.
Swadaya Masyarakat Tangani Minyak Tumpah (Swastamita) merupakan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) bidang kebencanaan yang dicanang oleh PHKT Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU).
Nama Swastamita diambil dari bahasa sansekerta yang berarti pemandangan indah saat matahari terbenam. Harapannya, kelompok ini dapat turut menjaga perairan laut Marangkayu, dan masyarakat pesisir memiliki acuan saat menghadapi kondisi yang berkaitan dengan tumpahan minyak.
Di tahun pertama, mereka mendapat pelatihan penanganan minyak tumpah dengan coco fiber. Pada sistem ini, serat kulit kelapa digunakan sebagai alat penahan tumpahan minyak, integrasi bank sampah dengan program swastamita. Sedangkan pada tahun kedua, peserta diberi pembekalan mengenai penanggulangan tumpahan minyak.
PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka di Kalimantan Timur. (*)