“Negara tergantung dari mereka. Peran mereka sangat penting. Bagaimana angkutan barang dan jasa ini kedepan bisa memiliki keselamatan yang baik dan bermanfaat bagi kita semua serta menghargai profesi mereka,” serunya.
Pada kesempatan itu, Plt Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Ahmad Wildan memaparkan penyebab terjadinya kecelakaan beruntun tersebut.
Wildan mengatakan, simpang Muara Rapak merupakan jalanan dengan geometrik menurun yang dikenal kerap memakan korban, akibat tingginya angka kecelakaan lalu lintas dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat sebanyak 13 kasus kejadian di lokasi tersebut dalam rentang waktu tahun 2009-2022.
Kecelakaan terbaru terjadi pada tanggal 21 Januari 2022 sekitar pukul 05.30 WIB yang dialami oleh satu unit mobil truk dengan nomor polisi KT 8534 AJ. Akibat dari kecelakaan ini sebanyak empat korban jiwa meninggal dunia dan 14 orang luka-luka.
Berdasarkan temuan yang didapat dari hasil investigasi dan analisis yang telah KNKT lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan yaitu penggunaan gigi tinggi pada jalan menurun yang memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali.
Hal inilah, lanjut Wildan beresiko menurunkan tekanan angin pada tabung angin rem. Selain itu, kondisi kendaraan di mana celah antara kampas dengan tromol di atas ambang batas yang ditetapkan. Pada saat memasuki Simpang Muara Rapak, tekanan angin pada tabung angin rem hanya sisa 5 bar.