BorneoFlash.com, SENDAWAR – Pencarian korban JA (6) yang terseret arus aliran Sungai Kedang Pahu di Kampung Jerang Dayak Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada Selasa (25/1/2022) lalu masih terus dilakukan.
Dimana tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kubar, anggota Polsek dan Koramil Muara Pahu serta masyarakat setempat masih terus berupaya menyisir aliran sungai di sekitar kejadian untuk menemukan korban.
“Pencarian memasuki hari ketiga pada Kamis ini. Sejak kemarin, upaya tim gabungan masih belum memperoleh hasil. Walaupun radius pencarian sudah diperluas hingga 1 km jauhnya,” kata Koordinator Pusdalops BPBD Kubar, Erwin pada Kamis (27/1/2022).
Diterangkannya berdasarkan informasi yang didapat dari 16 anggota BPBD Kubar yang diturunkan ke lokasi kejadian untuk membantu proses pencarian.
Hingga Kamis sore, korban masih belum bisa ditemukan. Walaupun tim sudah membagi tim agar bisa memaksimalkan upaya pencarian. “Masih nihil,” ucapnya.
Sementara itu, disaat yang bersamaan, diketahui air sungai di wilayah tersebut saat ini mulai mengalami kenaikan. Dikarenakan hujan yang terus mengguyur sehingga membuat air sungai ikut meluap.
“Memang air naik, tapi ini tidak begitu menghambat proses pencarian. Tim yang sedang berada di lokasi kejadian terus memaksimalkan upaya pencarian,” tegasnya.
Ditanya mengenai berapa lama upaya pencarian ini akan dilakukan, Erwin mengatakan bahwa hal ini belum bisa dipastikan. Tetapi tim BPBD yang dikirimkan tersebut siap membantu selama yang diperlukan untuk melakukan pencarian.
“Masih belum tahu. Kita lihat besok, kalau masih belum ketemu, baru akan dikoordinasikan kembali bersama pihak keluarga. Apakah akan menambah lamanya waktu pencarian atau tidak. Namun, sampai ada keputusan nantinya. Tim masih terus berupaya maksimal,” bebernya.
Untuk diketahui, proses pencarian korban JA (6) yang terseret arus sungai ini hanya bisa dilakukan pada waktu pagi hingga sore hari. Sebab, untuk malam hari, upaya pencarian sulit dilakukan karena gelap dan minimnya penerangan.
“Jadi proses pencarian sampai petang hari saja. Selain karena gelap, rawan juga bagi tim jika kapal perahu karet yang digunakan mengalami kecelakaan. Seperti tertabrak batang kayu ataupun lainnya yang membahayakan keselamatan,” tandasnya.
(BorneoFlash.com/Lis)