BorneoFlash.com, SENDAWAR – Warga yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) akibat terpapar covid-19 di Kutai Barat terus bertambah.
Perhatian pemerintah Kutai Barat melalui Dinas Sosial terus dilakukan melalui pemberian bantuan paket sembako kebutuhan pokok khusus warga yang Isoman.
Namun demikian, DPRD Kubar justru menyebut masih banyak masyarakat yang menjalani Isoman namun tidak mendapat bantuan bahan pokok.
Menurut ketua DPRD Kubar, Ridwai hal ini diduga turut menjadi penyebab penularan kian bertambah karena kebutuhan hidup yang tidak tercukupi sehingga terpaksa beraktivitas di luar.
“Mereka tidak bisa menerima bantuan sosial sembako karena belum ada hasil PCR-nya. Sekarang rata-rata 10 hari baru keluar hasilnya.
Jadi 10 hari suruh jangan makan jangan minum kamu kurung aja dalam kamar, kan kalau kita terjemahkan ya seperti itu,” kata Ridwai, Rabu (11/8/2021).
Dia mengaku hal ini juga telah ia sampaikan kepada pihak pemerintah melalui rapat kerja dengan tim Satgas Covid-19 Kubar di Ruang Rapat Komisi DPRD beberapa waktu lalu.
Menurut Ridwai ada dua kategori warga yang menjalani Isoman. Pertama orang yang sudah tahu hasilnya positif. Kedua warga yang masih menunggu hasil tes atau memiliki kontak erat dengan pasien positif sehingga diwajibkan menjalani isoman.
” Kedua kategori itu harusnya sama-sama mendapat bantuan sosial tetapi kenyataan di lapangan hanya pasien positif yang diberi bantuan. Itupun masih banyak warga yang melapor tidak dapat bantuan,” ujarnya.
Menurut penelusuran ketua dewan ini di lapangan, perhatian dari pemerintah terhadap mereka yang dinyatakan terpapar disebut masih kurang sehingga diperlukan pengawasan secara ketat.
“Orang isoman itu ada yang tidak tahu mereka itu sakit atau tidak, karena ada yang batuk-batuk, ada meriang jadi mereka yang sadar itu ya isolasi.
Makanya saya bilang kalau kita tidak cepat, mati semua kita. Jadi tolonglah kita cari jalan keluarnya,” kata politisi PDIP itu.
(BorneoFlash.com/Lilis)