Omzet Turun : Pedagang Keluhkan Penjualan Bendera

oleh -
Penjualan Bendera Merah Putih
Dadan, salah satu pedagang bendera dan umbul-umbul dari Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menjajakan dagangannya di Jalan RA. Kartini, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Jumat (6/8/2021).

“Sekarang mah aduh, sepi sekali, yang laku ada, cuman perbedaannya jauh dibanding dulu sama sekarang, biasanya tanggal 5 itu modal sudah balik modal sekarang mah boro-boro,” keluhnya. 

 

Memasuki tanggal 5 Agustus, masyarakat maupun dari berbagai Instansi Pemerintahan sudah beramai-ramai untuk melakukan pembelian bendera maupun umbul-umbul. 

 

Sementara untuk sekarang ini, pembeli yang datang tiap harinya hanya 1 sampai 3 orang saja. 

 

Di masa Pandemi Covid-19, omset penjualan yang diperoleh rata-rata mencapai Rp.1 juta per harinya. 

 

“Rata-rata 1 juta per hari, berbeda sebelum adanya Pandemi Covid-19, omset penjualan itu bisa sampai 3 juta dalam seharinya,” jelas Dadan. 

 

Lebih lanjut Ia menambahkan, dari kelompok penjualan bendera maupun umbul-umbul terdapat 4 orang yang beroperasi, dengan modal sebesar Rp.75 juta. 

 

“Kalau saya ada 4 orang dalam 1 kelompok yang khusus datang dari Kadungora, dengan modal 75 juta, jadi kita menjual ini tersebar di beberapa jalan yang ada di Grogot ini,” jelas Dadan. 

 

Terdapat 15 jenis dagangan yang dijajakan, dari bendera sampai umbul-umbul, dan harganya pun beragam, mulai dari 25 ribu hingga 300 ribu per itemnya. 

 

Diperkirakan, untuk penjualan bendera dan umbul-umbul mengalami penurunan lebih dari 50 persen, dibanding dengan tahun sebelumnya. 

 

“Lebih dari 50 persen, bukan hanya di Paser saja tapi disetiap daerah juga demikian, saya ngontek juga teman-teman diluar daerah, ternyata mengeluhkan hal yang sama, dimana mengalami penurunan penjualan,” Ujarnya 

 

Namun, salah satu yang membuat Dadan nyaman berjualan di Paser ini yaitu melihat dari segi keamanan daerahnya. 

 

Dikarenakan, bendera maupun umbul-umbul hanya dipajang begitu saja tanpa membereskan kembali ketika sudah waktunya pulang di sore harinya, ke kost yang telah ia sewa. 

Baca Juga :  Menumbuhkan Cinta Membaca, Dinas Perpustakaan Kutai Barat Gelar Safari Literasi ke Sekolah

 

“Alhamdulillah di Paser ini aman, pulang tinggal pulang, satupun tidak pernah hilang selama berjualan disini, jadi dipajang aja begitu saja, tidak kayak di Jakarta, kalau disana mah sudah habis kalau dibiarkan begitu saja, bukan mau menjelek-jelekkan Jakarta yah,” cetus Dadan. 

 

Pada 16 Agustus mendatang, Ia sudah berhenti berjualan dan berencana untuk kembali ke kampung halamannya. 

(BorneoFlash.com/Fitriani)

 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.