BorneoFlash.com, SAMARINDA — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan naiknya harga kebutuhan pokok menjelang akhir tahun.
Meskipun inflasi September tercatat stabil di angka 2,16 persen, tekanan harga dinilai masih bisa meningkat jika pasokan dan distribusi terganggu.
Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, menyampaikan bahwa stok bahan pangan di daerahnya sejauh ini masih aman.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tetap memperketat pengawasan dan koordinasi lintas instansi agar situasi tetap terkendali.
“Kondisi stok kebutuhan pokok masih cukup stabil. Namun, kami terus meningkatkan pengawasan terhadap faktor cuaca dan kelancaran distribusi yang berpotensi memengaruhi pasokan di pasar,” ujarnya baru-baru ini.
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas, menyoroti perlunya transparansi dari para distributor terkait data ketersediaan barang.
Ia menilai keterbukaan tersebut sangat penting untuk memperkuat langkah pengendalian inflasi daerah.
“Masih ada sejumlah distributor yang belum bersedia membuka data stok mereka. Padahal, keterbukaan ini penting untuk memastikan harga tetap terkendali,” jelasnya.
Marnabas menambahkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan koordinasi dan pemantauan langsung di lapangan.
Operasi pasar menjadi salah satu strategi yang rutin dilakukan untuk menjaga keseimbangan harga dan memastikan pasokan tetap lancar.

“Setiap minggu kami melakukan peninjauan langsung ke tingkat distributor. Operasi pasar terbukti efektif dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa Pemkot Samarinda mendorong Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapangtani) memperkuat sektor produksi lokal, terutama untuk komoditas seperti cabai yang kerap menjadi pemicu inflasi.
“Komoditas pertanian yang mudah bergejolak, seperti cabai, harus menjadi perhatian utama agar tidak menimbulkan kenaikan harga yang signifikan,” pungkas Marnabas.





