Salah Satu Pelaku UKM Kabupaten Paser, Vakum Selama Pandemi dan Keluhkan Minim Perhatian Pemerintah  

oleh -

BorneoFlash.com, TANA PASER – Salah satu pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Paser keluhkan Minim perhatian dari Pemerintah. 

Eva Sasmitosari sari misalnya, salah satu pelaku UKM Desa yang ada di Kabupaten Paser mengeluhkan sampai sekarang ini belum dapat perhatian Pemerintah. 

Eva mengaku, produksi Kerupuk Kelor yang dikelolanya sekarang ini sudah vakum beberapa bulan yang lalu dikarenakan adanya Pandemi Covid-19

“Awal produksi itu kemarin dari akhir bulan desember 2019, dan sudah 2 kali produksi namun dikarenakan adanya Covid-19 sampai sekarang masih vakum,” jelasnya. 

Meski diakuinya rumit cara pembuatan kerupuk kelor tersebut, ia tak lantas menyerah, karena prinsipnya kegagalan bukan berarti tidak bisa.

Ketika pertama kali membuat, ia mengaku beberapa kali mengalami kegagalan dalam proses pembuatan kerupuk kelor. 

 “Awalnya sempat gagal, karena membuat kerupuk kelor harus ada perlakuan khusus, utamanya dan proses penjemuran harus kering diatas 60 persen dalam sehari jika tidak maka akan berdampak pada kualitas,” kata Eva. 

Jika cuaca tidak bersahabat ia kwartir proses pengeringan sehari tidak mencapai 60 persen sehingga bisa menimbulkan kerugian. 

Untuk menghindari hal itu langkah lain yang bisa dilakukan yakni melalui proses oven. 

“Alternatifnya sebenarnya ada, yaitu menggunakan oven, tapi saya gak punya dan harganya cukup mahal, harapannya kedepan semoga bisa dibantu sama pemerintah,” ujarnya. 

Eva mengaku sudah berbincang-bincang ke Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Paser untuk pengadaan alat pengeringan untuk usahanya. 

“Saya sudah berbincang-bincang ke Dinas Perindagkop namun jawabannya untuk bantuan tersebut diutamakan untuk kelompok, jadi saya belum mengajukan proposalnya sampai sekarang,” imbuhnya. 

Eva mengaku, bukannya tidak ingin membentuk kelompok, ia baru menyerahkan jika usaha itu sudah maju.

Baca Juga :  Presenter Mario Teguh Dilaporkan ke Polisi, Dugaan Penipuan dengan Kerugian Mencapai Rp 5 Miliar

Dengan harapan agar dikelola oleh PKK atau kelompok, dan menjadikan kerupuk kelor tersebut sebagai khas dari Desa Kendarom, Kecamatan Kuaro. 

Selain itu, Eva membeberkan bahwa sudah beberapa kali dilakukan pembinaan dari Dinas DPMD Kabupaten Paser namun sampai sekarang tidak ada realisasi. 

Meski belum bisa maksimal memproduksi karena terkendala pengeringan, namun dari sisi pemasaran, kerupuk tersebut sudah merambah ke beberapa daerah. 

Harapannya, kerupuk kelor itu merupakan khas dari desa bukan diri pribadi, kalau memang sudah ada alat (oven) dan hasilnya bisa maksimal yang bisa membantu perputaran ekonomi yang ada di desanya. 

“Sudah pernah dipasarkan keluar daerah seperti Jawa Tengah dan Banjarmasin, mereka senang dan bahkan pesan kembali tapi belum bisa layani kembali karena sementara ini vakum, ya ada beberapa kendala,” pungkasnya. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.