BorneoFlash.com, – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa Israel akan menyerahkan Jalur Gaza kepada Amerika Serikat setelah konflik di wilayah tersebut berakhir.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada Kamis (6/2/25) waktu setempat, Trump mengungkapkan rencana ini.
Trump juga mengusulkan relokasi sekitar dua juta warga Palestina dari Gaza ke negara lain. Gagasan ini langsung ditolak oleh berbagai pihak, termasuk Yordania dan Indonesia.
“Jalur Gaza akan diserahkan oleh Israel kepada Amerika Serikat setelah perang berakhir. Tidak diperlukan pengerahan pasukan AS,” ujar Trump seperti dikutip dari AFP.
Ia menambahkan bahwa AS akan mengendalikan Gaza untuk menciptakan stabilitas di kawasan tersebut.
Usul Relokasi Warga Palestina
Trump menyatakan bahwa setelah Israel menyerahkan Gaza ke AS, warga Palestina akan direlokasi ke komunitas yang lebih aman dengan rumah-rumah baru dan modern di lokasi lain.
“Mereka akan memiliki kesempatan untuk hidup bahagia, aman, dan bebas. AS, bekerja sama dengan tim pembangunan terbaik dunia, akan memulai proyek rekonstruksi yang menjadi salah satu yang terbesar dan paling spektakuler,” kata Trump.
Pernyataan ini memperjelas keinginan AS untuk mengambil alih Gaza dan mengelola wilayah tersebut.
Kecaman dari Berbagai Pihak
Pernyataan Trump langsung memicu kecaman dari berbagai negara, terutama negara-negara mayoritas Muslim dan Arab. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, bahkan menyebut rencana ini berpotensi memicu pembersihan etnis di Gaza.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mencoba meredakan kontroversi dengan menyatakan bahwa relokasi warga Gaza bersifat sementara.
“Ide Trump tidak dimaksudkan sebagai tindakan permusuhan. Sebaliknya, ini merupakan tawaran murah hati untuk membangun kembali wilayah tersebut,” kata Rubio kepada wartawan saat berkunjung ke Guatemala pada Rabu (5/2), dikutip dari AFP.
Rubio menegaskan bahwa AS ingin membantu rekonstruksi Gaza dengan memperbaiki infrastruktur dan membersihkan sisa-sisa amunisi yang belum meledak.
“Selama proses pembersihan berlangsung, warga Gaza tidak dapat tinggal di sana untuk sementara waktu,” ujarnya.
Penutup
Rencana Trump ini masih menjadi perdebatan di tingkat internasional. Banyak pihak menilai langkah ini dapat memperburuk situasi di Gaza dan tidak menyelesaikan akar permasalahan konflik Israel-Palestina. (*)