BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Balikpapan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) fokus menciptakan paradigma baru di dunia pendidikan, khususnya di bidang digitalisasi pendidikan.
Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Irfan Taufik mengatakan dua tahun terakhir ini pihaknya fokus, untuk membangun Paradigma baru khususnya pada bidang digitalisasi pendidikan.
Pihaknya memiliki kerja sama dengan pengembang digitalisasi di dunia pendidikan, yaitu Google dan Kelas Pintar. Yang mana, Google itu yang menjadi program andalan adalah kandidat sekolah rujukan Google.
Sedangkan, untuk kelas pintar masuk ke semua sekolah yang ada di Kota Balikpapan khususnya untuk di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang menjadi kewenangan Disdikbud Balikpapan. Tingkat SMA dan selanjutnya menjadi wewenang Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur.
Irfan mengatakan kedua program kerja sama ini menggunakan sistem belajar dengan memanfaatkan sejumlah teknologi, seperti TV pintar, komputer jinjing, dan lainnya.
Melalui sejumlah teknologi itu, tenaga pengajar akan semakin mudah memberikan pengetahuan di semua mata pelajaran. “Semua lebih konkret. Jadi untuk mempermudah anak-anak dan guru-guru kita dalam seluruh mata pelajaran dipelajari,” jelasnya kepada media di Balai Kota pada hari, Senin (30/9/2024).
Kemudahan itu diperoleh karena anak-anak mendapatkan visual langsung dalam pembelajaran, contohnya mengajarkan anak tentang kuda, tapi anak tidak pernah melihat kuda. Maka dengan digitalisasi anak bisa melihat langsung, ada gambarnya yang bergerak.
“Dua program yang sama-sama menjadi bagian penting dalam Proses belajar mengajar di sekolah,” ungkapnya.
Kedua program itu juga masuk dalam kurikulum merdeka belajar. Dalam platform kerja sama itu, para guru juga lebih mudah menyusun perangkat pembelajaran atau yang biasa disebut modul, seperti kelas pintar, platform sudah ada dan juga modulnya sehingga tinggal memilih.
“Melalui digitalisasi, bisa belajar dimana saja. Mau belajar dimana saja dan kapan saja itu bisa melalui digitalisasi. Itu sesuai dengan kurikulum merdeka belajar. Yang membingungkan guru dulu itu-kan membuat modul ajar dengan cara manual dan sekarang sudah melalui sistem,” serunya.
Kata Irfan memastikan program-program ini tetap berjalan dan tidak berpengaruh dengan masa cuti kampanye Wali kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud. “Jadi tidak ada kebijakan yang berubah. Itu bukan sebuah masalah dan itu tetap jalan, karena itu program yang sudah disusun untuk jangka 1 tahun,” pungkasnya.
Paradigma baru ini menjadi salah satu upaya pemkot Balikpapan dalam membekali Sumber Daya Manusia Kota Balikpapan menjadi lebih baik, sehingga mampu bersaing. Mengingat Balikpapan sebagai pintu gerbang sekaligus kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). (Adv)