BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan menerima kunjungan kerja Dewan Komisaris PT KPI ke Kilang dan Proyek RDMP Balikpapan pada Senin (10/06/2024).
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau progres Proyek RDMP dan peningkatan kapasitas kilang (revamp) Balikpapan.
Direktur Proyek Infrastruktur PT KPI, Kadek Ambara Jaya, bersama tim menyambut rombongan di New Site Office Kilang Balikpapan.
Rombongan memulai kunjungan dengan menginspeksi Kilang Balikpapan, melihat pengukuran BRIN di CDU-IV dan Kerosene Treater.
Setelah itu, mereka mendengarkan hasil analisa BRIN dan upaya percepatan peningkatan kapasitas pada CDU-IV dan Kerosene Treater. Komisaris Utama Triharyo Indrawan Soesilo yang menyampaikan hal tersebut.
Selain itu, Komisaris Independen Prabu Revolusi dan Dewan Komisaris Agustina Murbaningsih juga turut hadir.
Dalam kesempatan ini, Triharyo Indrawan Soesilo atau Hengki, memberikan berbagai masukan dan motivasi untuk kemajuan operasional Kilang Balikpapan.
Hengki menekankan pentingnya berbagai perubahan dalam menghadapi tantangan bisnis. Khususnya bagi PT KPI Unit Balikpapan, agar tetap memperoleh profit dalam bisnis perusahaan.
“Kunjungan ini juga kami manfaatkan untuk memeriksa lokasi pembangunan Operation Shelter dan melakukan inspeksi rutin untuk mitigasi,” kata Hengki.
Tim melakukan inspeksi rutin untuk mitigasi, termasuk pengecekan grounding penangkal petir, ATG, IHLA, MOV pada tangki, dan Interlock test sebelum restart.
Kilang Pertamina Unit Balikpapan terus berupaya menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia sesuai dengan visi Pertamina.
“Kami juga bertemu dengan manajemen menengah RU V Balikpapan untuk memperkenalkan teknologi digitalisasi guna menentukan ketebalan pipa serta vessel dan mengirimkan informasi dari manual gauge ke DCS,” kata Hengki.
Jajaran Komisaris dan Direksi PT KPI juga membahas status jarak aman area kilang dan bertemu dengan tim proyek RDMP Balikpapan.
Dewan Komisaris menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama perusahaan dan harus menjadi perhatian bersama.
“Program mitigasi yang dilakukan seperti menembak nyamuk dengan meriam. Segala aspek pentingnya mematuhi dan menerapkan HSSE (Healthy, Safety, Security, and Environment) sesuai prosedur perusahaan untuk mencegah kecelakaan kerja,” ucap Hengki. (*)