BorneoFlash.com, JOGJA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang menyidik kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Dua lokasi telah digeledah penyidik KPK terkait kasus ini.
Minggu (1/10/2023), dua lokasi tersebut yakni rumah dinas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hingga gedung Kementan.
Namun, ternyata ada perlawanan yang didapat KPK saat menggeledah gedung Kementan pada Jumat (29/9).
Bukti Aliran Uang Korupsi Dimusnahkan
KPK menggeledah ruang kerja Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono. Namun ada pihak yang mencoba untuk memusnahkan bukti dokumen
“Dari informasi yang kami terima saat tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di gedung Kementan RI di Jakarta Selatan, tim penyidik mendapati adanya dokumen tertentu yang dikondisikan dan diduga akan dimusnahkan,” kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Sabtu (30/9).
Ali mengatakan dokumen yang coba dihilangkan tersebut berupa bukti aliran uang korupsi yang diterima para tersangka di kasus tersebut.
Informasi dari sumber detikcom, upaya merintangi penyidikan saat KPK menggeledah Kementan dilakukan secara terorganisir. Sejumlah pihak yang terlibat melakukan komunikasi melalui grup WhatsApp untuk menghilangkan dokumen bukti korupsi.
Perusakan alat bukti ini dilakukan sebelum penyidik KPK tiba di Kementan.
“Mereka saling berbagi info lewat WA kalau sudah kelar hancurin dokumen,” dikutip BorneoFlash.com dari laman detikcom.
“Pakai alat penghancur kertas, plus disobek-sobek,” kata sumber tersebut.