BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, berdampak pada kenaikan harga jual gas elpiji tersebut. Hal ini banyak dikeluhkan masyarakat Kota Balikpapan.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Budiono angkat bicara terkait hal tersebut. Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini bukan hal yang baru terjadi, akan tetapi sudah kesekian kali terjadi. Ada tiga langkah yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi kelangkaan ini.
“Pertama, Pemerintah bisa mengkaji ulang apakah kuota kita ini cukup atau perlu ditambah. Kenapa perlu ditambah, karena masyarakat ada yang rentan miskin dan ada yang miskin,” ucapnya kepada BorneoFlash.com, Rabu (12/7/2023).
Angka rentan miskin di Kota Balikpapan bisa saja bertambah, mungkin sebelumnya kerja kemudian sekarang tidak bekerja ,sehingga menambah kuota gas elpiji bersubsidi ini.
Tak hanya itu, kelangkaan elpiji ini dikarenakan salah pengawasan dalam jalur pendistribusian gas elpiji ini. Pasalnya, kuota yang sudah tercatat tersebut sudah mengacu pada masyarakat Balikpapan yang berhak mendapatkan subsidi.
“Ingat ya, gas elpiji 3 kilogram ini merupakan subsidi dari pemerintah yang diperuntukkan untuk orang tertentu. Jadi tidak semua orang bisa menggunakan gas elpiji 3 kilogram,” terangnya.
Seperti halnya pengusaha restoran, masyarakat dalam kategori mampu tidak diperbolehkan menggunakan gas elpiji 3 kilogram ini. “Tidak layak menggunakan elpiji ini,” katanya.
Disamping itu, perlu dibentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan pengawasan terhadap pendistribusian gas elpiji 3 kilogram ini supaya tepat sasaran dan juga dapat menindak tegas bagi oknum-oknum yang menyebabkan barang ini menjadi langkah dan mahal.
“Jadi ada tiga poin yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi kelangkaan ini,” pungkasnya.