BorneoFlash.com, KUKAR – Keberadaan Taman Replika di Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, dinilai belum sepenuhnya menjalankan fungsi sebagai fasilitas pelayanan publik bagi masyarakat.
Padahal, taman tersebut dibangun menggunakan anggaran daerah dengan tujuan menyediakan ruang terbuka yang bisa diakses, dimanfaatkan, dan dinikmati oleh warga secara luas.
Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad Yani, menegaskan bahwa setiap fasilitas publik yang dibangun pemerintah harus berorientasi pada kepentingan masyarakat. Ia menilai, jika suatu fasilitas belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terkait pengelolaan dan pemanfaatannya.
“Fasilitas publik itu dibangun untuk melayani masyarakat. Kalau masyarakat belum bisa merasakan manfaatnya secara maksimal, berarti masih ada yang perlu dibenahi dalam pelayanannya,” ungkap Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani, pada Rabu (3/12/2025).
Menurutnya, taman sebagai ruang publik seharusnya dapat menjadi tempat warga beraktivitas, bersosialisasi, hingga berolahraga dengan nyaman dan aman. Ketika kondisi taman tidak terawat atau belum difungsikan dengan baik, maka pelayanan sosial yang seharusnya diterima warga juga menjadi tidak optimal.
“Warga punya hak untuk mendapatkan fasilitas yang layak. Jangan sampai ruang publik yang sudah dibangun justru tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya,” tegasnya.
Ahmad Yani menambahkan, DPRD Kukar mendorong pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret agar taman tersebut kembali memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pembenahan, kata dia, tidak harus dilakukan secara sekaligus, melainkan bisa ditempuh secara bertahap dengan menyesuaikan kondisi keuangan daerah.

“Yang terpenting ada kepastian arah pengelolaannya. Jangan sampai masyarakat terus menunggu tanpa kejelasan,” katanya.
Ia berharap, ke depan pengelolaan fasilitas publik seperti taman tidak hanya fokus pada pembangunan fisik semata, tetapi juga memperhatikan aspek pemeliharaan dan pelayanan jangka panjang.
Dengan begitu, masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah melalui fasilitas yang bisa digunakan setiap hari.
“Taman itu bukan hanya untuk dilihat, tetapi untuk digunakan. Di situlah esensi pelayanan publik,” tutupnya.





