Hamid: Pentingnya Keluarga Bentengi Anak dari Perilaku Negatif

oleh -
Editor: Ardiansyah
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Muhammad Hamid. Foto: BorneoFlash/Ardian
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Muhammad Hamid. Foto: BorneoFlash/Ardian

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Fenomena perundungan (bullying) di kalangan pelajar tidak lagi berdiri sebagai tindakan spontan, tetapi mulai berkembang menjadi budaya tiru-meniru yang mengkhawatirkan. 

 

Hal ini disampaikan Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Muhammad Hamid, yang menilai bahwa derasnya arus digital berpotensi membuat kekerasan dianggap wajar dan layak dilakukan oleh anak.

 

Menurut Hamid, pencegahan bullying kini tidak cukup hanya mengandalkan aturan sekolah, melainkan harus dimulai dari ruang paling kecil dan paling intim yakni keluarga.“Lemahnya kontrol keluarga dapat membuat anak rentan meniru perilaku negatif dari lingkungan maupun media digital,” ujarnya, pada Jumat Sore (14/11/2025).

 

Ia mengingatkan kembali kasus seorang siswa SMA di Jakarta yang diduga merakit alat peledak akibat tekanan sosial. Menurutnya, contoh tersebut membuktikan bahwa kekerasan tidak lagi berdiri sebagai pelampiasan sesaat, tetapi bisa berkembang menjadi tindakan ekstrem ketika tidak ada intervensi sejak awal.

 

Hamid menegaskan, masalah saat ini bukan hanya anak terpapar kekerasan, tetapi menerima kekerasan sebagai hal biasa akibat repetisi konten di media sosial dan platform digital lain. “Tanpa pengawasan, anak dapat menganggap kekerasan sebagai hal normal dan layak ditiru,” tegasnya.

 

Ia menyoroti maraknya video perundungan yang viral dan berakhir menjadi bahan bercanda di kalangan pelajar. Inilah yang menurutnya harus menjadi perhatian serius.

 

DPRD mendorong keluarga membangun ketahanan mental dan karakter anak sejak dini. Pendidikan agama, kemampuan mengendalikan diri, dan sikap empatik dinilai harus menjadi kurikulum wajib di rumah. “Orang tua harus mengajar dan mendidik anak. Jangan sampai mereka terpapar hal-hal berbahaya,” jelas Hamid.

 

Hamid juga meminta sekolah memperkuat edukasi anti-bullying dan tidak hanya bergerak ketika kasus terjadi.

Baca Juga :  Pemkot Samarinda Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Harga Pangan Jelang Akhir Tahun

 

Ia menegaskan, sekolah memiliki peran strategis dalam membaca tanda-tanda perubahan perilaku dan kondisi psikologis pelajar. “Edukasi tentang bullying harus terus dilakukan. Dunia teknologi yang semakin maju membuat pemahaman budi pekerti sangat diperlukan,” ujarnya.

 

Hamid menyimpulkan, pencegahan bullying hanya bisa berhasil jika tiga unsur berjalan serempak, yakni Keluarga berperan mengawasi, mendidik, membangun karakter dan kontrol diri. 

 

Sekolah juga melakukan deteksi dini, edukasi anti-bullying, penguatan budi pekerti. Serta, lingkungan digital dapat melakukan filter konten, pembatasan akses, literasi media. 

 

“Kita harus memastikan anak-anak tidak tumbuh menjadi generasi yang kehilangan empati hanya karena teknologi,” tutupnya. (Adv)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.