Seluruhnya berada di kawasan yang setiap tahun mengalami gangguan akibat banjir atau pergeseran tanah.
Deni menjelaskan, kondisi tersebut membuat proses belajar tidak dapat berjalan optimal, bahkan membahayakan keselamatan siswa dan guru.
“Setiap tahun kawasan itu dilanda banjir atau longsor, sehingga tidak memungkinkan lagi dipakai untuk kegiatan belajar. Kami sangat mendukung rencana ini dan berharap bisa direalisasikan paling lambat tahun depan,” ujarnya.
Politikus yang dikenal aktif memperjuangkan isu pendidikan itu menegaskan, sektor pendidikan tidak boleh menjadi korban dari kondisi geografis atau bencana alam.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah daerah menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai sektor prioritas, sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia.
“Kami ingin memastikan pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan tetap berjalan tanpa hambatan, meskipun daerah menghadapi tantangan bencana. Dua sektor ini wajib mendapat perhatian utama dalam pembangunan daerah,” tegasnya.
Deni menambahkan, pelaksanaan relokasi hendaknya disertai perencanaan yang matang dan koordinasi antarlembaga, sehingga para siswa dapat segera menempati lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan layak.





