“Saya memberi apresiasi setinggi-tingginya dan berharap Perpustakaan Sumber Ilmu bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di PPU,” ujarnya.
Ketua Dewan Perpusnas, Roro Titiek Harianti, yang turut hadir dalam kegiatan ini menegaskan bahwa perpustakaan desa harus terus bertransformasi.
“Perpustakaan tidak boleh sepi. Ia harus menjadi pusat aktivitas masyarakat. Informasi dari perpustakaan harus diolah menjadi ilmu pengetahuan yang bisa dipraktikkan,” ucapnya.
Roro juga menilai Perpustakaan Sumber Ilmu memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh, dengan dorongan kolaborasi antara pemerintah desa, kabupaten, provinsi, hingga perguruan tinggi di Kalimantan Timur.
Penilaian di Desa Binuang ini turut dihadiri oleh Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltim, Kadis Perpustakaan dan Arsip PPU, Kadis DPMD PPU, perwakilan OIKN, Camat Sepaku, Kepala Desa Binuang, pengelola perpustakaan, serta tokoh masyarakat.
Ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan peluang strategis untuk memperlihatkan bagaimana transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial benar-benar diwujudkan di desa. (*)