Pendidikan Itu adalah Keseimbangan Agama, Akal dan Moral

oleh -
Editor: Ardiansyah
Ilustrasi by Freepik
Ilustrasi by Freepik

BorneoFlash.com, OPINIPendidikan merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia. Ia bukan sekadar sarana untuk menyalurkan pengetahuan dan keterampilan teknis, melainkan juga proses pembentukan manusia seutuhnya. 

 

Pendidikan yang benar bukan hanya menajamkan akal, tetapi juga menguatkan agama dan menanamkan moral. Dengan demikian, pendidikan sejatinya adalah proses menuju kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang berpikir, beriman, dan berakhlak.

 

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah upaya holistik untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

 

Konsep ini secara implisit menekankan keseimbangan antara akal (intelektual), moral (budi pekerti), dan nilai-nilai spiritual atau keagamaan untuk membentuk individu yang utuh dan bertanggung jawab. 

 

Akal (Intelektual)

Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus mengembangkan pikiran dan kecerdasan anak. Ini mencakup kemampuan berpikir kritis, analitis, kreatif, serta penguasaan pengetahuan dan keterampilan. 

 

Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan individu secara menyeluruh, termasuk aspek intelektual, sehingga mereka mampu memahami tantangan dan menemukan solusi. Pendidikan yang berpusat pada siswa juga mendorong kebebasan berpikir dan eksplorasi pengetahuan.

 

Moral (Budi Pekerti)

Aspek moral, atau yang disebut Ki Hadjar Dewantara sebagai budi pekerti, adalah inti dari pembentukan karakter. Budi pekerti mencakup olah hati (perasaan, kemauan, dan watak) dan olah raga (kesehatan jasmani). 

 

Pendidikan harus menanamkan nilai-nilai etika, kejujuran, tanggung jawab, empati, serta kesadaran sosial dan kebangsaan. Tujuannya adalah membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga luhur budi pekertinya dan bermartabat.

Baca Juga :  Zodiak Hari Ini Kamis 30 September 2021, CANCER Saatnya Memulai Usaha Baru

 

Agama (Spiritual/Keagamaan)

Meskipun Ki Hadjar Dewantara tidak secara eksplisit menyebut “agama” sebagai pilar terpisah dalam definisi pendidikan yang sering dikutip, konsep budi pekerti dan karakter yang ia tekankan memiliki dimensi spiritual dan keagamaan yang kuat dalam konteks Indonesia. Pendidikan yang berorientasi pada karakter (character-oriented) menurut Ki Hadjar Dewantara sejalan dengan konsep akhlaq dalam pendidikan Islam, yang merupakan inti dari ajaran agama untuk membentuk karakter terpuji. 

 

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dipengaruhi oleh pemikiran Ki Hadjar Dewantara, juga menyebutkan bahwa peserta didik harus memiliki kekuatan spiritual keagamaan dan akhlak mulia. Ini menunjukkan bahwa pengembangan spiritualitas dan nilai-nilai keagamaan dianggap integral dalam pembentukan karakter seutuhnya.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.