Langkah Sastra Andria Septy, Dari Samarinda ke Festival Nasional

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Ardiansyah
Penulis Tata Laras Gema Rima, Andria Septy. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Penulis Tata Laras Gema Rima, Andria Septy. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

Pada 2020, ia mendapat undangan sebagai Emerging Writer di Makassar International Writers Festival (MIWF), yang baru bisa diikutinya dua tahun kemudian karena pandemi.

 

Prestasi besar diraih pada 2023, ketika puisinya berjudul Lensa Nieuwe Wijk Yogya menempati posisi kelima di Festival Sastra Yogyakarta. 

 

Tahun berikutnya, ia terlibat dalam residensi seniman di Joffis (Jogjakarta Fotografis Festival), sebuah pengalaman yang memperluas jejaring sekaligus memperkaya proses kreatifnya.

 

Meski demikian, bagi Andria, menulis bukan semata soal penghargaan.

 

“Menulis puisi membuat saya dapat kembali ke masa lalu, menelusuri kembali ingatan, dan itu memberikan kebahagiaan tersendiri,”ujarnya.

 

Saat ini, di tengah kesibukannya sebagai pengajar les privat, ia terus menulis dan berkarya. 

 

Baginya, menulis bukan jalan cepat menuju keuntungan materi, melainkan perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran.

 

“Saya bertahan karena benar-benar mencintai menulis. Bahkan jika dianggap sebagai penderitaan sekalipun, saya menikmatinya,”tegas Andria.

 

Kini, konsistensi yang ia bangun sejak 2017 membuahkan hasil. Karyanya Tata Laras Gema Rima telah beredar di toko-toko buku besar, menjadi bukti bahwa seorang penulis muda dari Samarinda mampu menembus batas dan tetap setia pada jalan kepenulisan. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.