“Mereka masih dalam usia produktif. Kalau tidak dibekali pengetahuan sejak awal, maka risiko kecelakaan di usia muda akan terus tinggi,” jelasnya.
Tak hanya keselamatan jalan, kegiatan ini juga menyoroti isu perundungan (bullying) yang makin marak terjadi di lingkungan sekolah dan media sosial. Menurut Wanda, kemajuan teknologi membuat pelajar lebih rentan terhadap tekanan sosial dan kekerasan verbal daring.
“Bullying digital kadang luput dari perhatian. Padahal, dampaknya sangat serius terhadap kondisi mental anak-anak kita,” imbuhnya.
Dengan pendekatan interaktif dan kolaboratif, Jasa Raharja berharap para pelajar tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga agen perubahan yang bisa menyebarkan informasi keselamatan dan sikap anti-perundungan di lingkungannya.

“Mereka ini duta informasi. Kami berharap mereka bisa jadi penggerak positif di sekolah dan rumah,” pungkas Wanda.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata sinergi antarlembaga dalam memperingati Hari Anak Nasional, dengan menjadikan anak-anak tidak hanya sebagai objek perlindungan, tapi juga subjek perubahan menuju masyarakat yang lebih sadar dan peduli. (*)