Tidak menggunakan sistem pendingin udara (AC), gedung ini mengandalkan ventilasi silang dan bukaan alami untuk menjaga kualitas udara di dalam ruangan.
Langkah ini dinilai lebih hemat energi sekaligus ramah lingkungan.
“Kami berupaya menghadirkan ruang yang efisien secara energi namun tetap memberikan kenyamanan bagi para pengunjung dan pedagang. Penggunaan bukaan alami kami nilai lebih bijak dibandingkan pemasangan AC di seluruh area,”jelasnya.
Pemkot juga memastikan fasilitas pelengkap dibangun secara maksimal.
Di antaranya dua unit lift dan 20 unit eskalator yang sedang dalam proses pemasangan.
Setiap lantai nantinya akan dilengkapi empat toilet umum, serta jaringan instalasi listrik dan air bersih yang ditargetkan selesai dalam waktu dekat.
Andi Harun menekankan bahwa konsep Pasar Pagi yang baru bukan hanya tempat bertransaksi, melainkan juga menjadi ruang sosial dan destinasi rekreasi bagi warga.
Dengan posisi strategis di tepi sungai, lantai atas pasar dirancang agar pengunjung bisa menikmati panorama Mahakam.
“Kami ingin menjaga esensi pasar tradisional yang penuh interaksi antara pedagang dan pembeli, sembari memberikan pengalaman baru bagi masyarakat. Pasar ini juga diharapkan menjadi tempat bersantai dan menikmati keindahan Samarinda,”tuturnya.
Jika semua berjalan sesuai jadwal, Pemkot menargetkan penyelesaian proyek pada akhir September 2025.
Revitalisasi ini digadang-gadang menjadi tonggak penting dalam mempercantik wajah kota sekaligus meningkatkan kualitas ruang publik bagi masyarakat Samarinda. (*)







