Menteri LHK Tinjau Desa Pela, Soroti Urgensi Perlindungan Pesut Mahakam dan Ekosistem Gambut

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Janif Zulfiqar
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, didampingi Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, didampingi Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

BorneoFlash.com, SAMARINDA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Kamis (3/7/2025). 

 

Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda strategis untuk meneguhkan komitmen pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem penting di wilayah Kalimantan Timur.

 

Desa Pela yang terletak di kawasan Danau Mahakam menjadi titik perhatian karena merupakan habitat alami pesut Mahakam (Orcaella Brevirostris), satwa langka yang statusnya kini masuk kategori kritis. Wilayah ini juga mencakup danau dan lahan gambut yang memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan lingkungan serta menjadi bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim.

 

Dalam kunjungan tersebut, Hanif menjelaskan bahwa pesut Mahakam termasuk dalam daftar merah IUCN sebagai spesies “sangat terancam punah” serta tercantum dalam Appendix I CITES, yang menandakan larangan penuh terhadap perdagangan spesies tersebut.

 

“Pesut Mahakam adalah satwa yang dilindungi secara internasional dan nasional. Statusnya kini berada pada tingkat kritis sehingga memerlukan upaya konservasi yang luar biasa serius,”jelas Hanif dalam sambutannya.

 

Ancaman terhadap kelangsungan hidup pesut Mahakam datang dari berbagai aktivitas manusia, seperti penggunaan alat tangkap yang berbahaya (jaring, setrum, bahan peledak), serta pencemaran limbah industri, rumah tangga, dan lalu lintas sungai. 

 

Berdasarkan data Yayasan RASI tahun 2024, populasi pesut Mahakam saat ini diperkirakan hanya tersisa 62 ekor di habitat alaminya.

 

Tak hanya itu, kawasan Danau Mahakam juga merupakan bagian dari kesatuan hidrologis gambut yang menyimpan cadangan karbon dalam jumlah besar. 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.