Sebelumnya, warga setempat mengeluhkan debu pekat yang beterbangan akibat aktivitas penimbunan tanah. Novitasari, warga RT 19 yang rumahnya berada di tepi jalan, mengaku setiap hari harus membersihkan rumahnya karena debu masuk dari jalan.
“Sudah beberapa hari ini debunya banyak sekali. Lihat saja jalanan itu, setiap hari kalau panas, debunya langsung masuk ke rumah,” keluh Novitasari.
Keluhan juga disampaikan oleh pedagang makanan di sekitar lokasi. Salah satunya, Misinah, menyebut dagangannya harus ditutup rapat-rapat agar tidak tercemar debu dari jalan.
“Sudah dua minggu ini debunya parah. Truk lalu-lalang, tanahnya jatuh di jalan, angin langsung bawa debunya ke warung,” ungkapnya.
Warga juga menyoroti minimnya informasi terkait proyek ini. Tidak adanya papan informasi di lokasi membuat masyarakat tidak mengetahui jadwal pelaksanaan maupun siapa kontraktor pelaksananya.
Dengan adanya keluhan warga, Anwar memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan penyedia jasa untuk meningkatkan penanganan dampak lingkungan agar pekerjaan tetap berjalan tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat. (*)