Kepala BPMP NTB, Katman, menambahkan bahwa masa usia dini merupakan periode emas pertumbuhan otak dan pembentukan karakter. Pada tahap ini, anak-anak juga mulai mengembangkan kompetensi abad ke-21 seperti kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan berpikir kritis.
Katman memperingatkan bahwa jika pemerintah gagal memberikan stimulasi yang tepat melalui layanan PAUD berkualitas, maka Indonesia akan kehilangan peluang mencetak SDM yang mampu menjawab tantangan zaman.
Ia menyebutkan risiko yang dapat terjadi, antara lain tingkat partisipasi PAUD yang rendah di berbagai daerah yang memperlebar ketimpangan kualitas SDM antarwilayah.
Ia juga menyoroti bahwa layanan PAUD yang belum merata dan berkualitas akan menghambat akses pendidikan yang setara.
“Minimnya investasi pada PAUD berdampak pada rendahnya kesiapan anak dalam menghadapi pendidikan dasar. Hal ini akhirnya mempengaruhi capaian pendidikan nasional secara keseluruhan,” jelas Katman.
Para pemangku kepentingan sepakat bahwa PAUD adalah fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045. Negara harus melihat PAUD sebagai investasi strategis, bukan pengeluaran yang sia-sia. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa investasi pada usia dini memberikan pengembalian paling tinggi dalam dunia pendidikan. (*/pssi.org)