Sejak 2019 hingga 2024, revitalisasi sungai telah dilakukan melalui Dinas PUPR-PERA di 15 sub-DAS, termasuk di antaranya Karang Asam, Sambutan, Makroman, dan Sempaja.
Sungai Karang Mumus juga telah mengalami pengerjaan di berbagai titik strategis seperti Jembatan Selili, Jembatan S, Sungai Dama, hingga Gang Nibung.
Meski demikian, Wagub Seno menilai upaya tersebut masih belum cukup.
Ia mendorong dilakukannya evaluasi mendalam terhadap siklus banjir tahunan, lima tahunan, hingga sepuluh tahunan guna merancang strategi pengendalian jangka panjang.
Selain revitalisasi sungai, sistem drainase juga akan ditinjau kembali.
Salah satu titik rawan berada di sekitar Pasar Segiri, di mana genangan sering terjadi karena pintu air tidak tertutup saat air laut pasang.
“Pintu air harus dijaga dan dikendalikan secara rutin, terutama saat pasang. Petugas wajib bersiaga dan pompa air harus dalam kondisi aktif. Jika tidak, genangan akan terus terjadi,”tegasnya.
Program ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pemprov Kaltim untuk membangun sistem pengendalian banjir yang tangguh dan adaptif, terutama di kawasan padat penduduk dan rawan banjir. (*)