BorneoFlash.com, BONTANG – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang memperketat pengawasan lalu lintas hewan kurban, khususnya sapi dari luar daerah. Fokus utama pengawasan tahun ini adalah mencegah masuknya sapi asal Pulau Jawa, menyusul merebaknya wabah Lumpy Skin Disease (LSD) di sejumlah wilayah.
Fungsional Ahli Muda Medik Veteriner pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Bontang, drh. Riyono, menjelaskan bahwa LSD merupakan penyakit menular pada sapi yang disebabkan oleh virus Capripox, dan ditularkan melalui serangga pengisap darah seperti lalat dan nyamuk.
“Penyakit ini menyebabkan demam tinggi, luka bernanah di kulit, dan bila tidak segera ditangani bisa berujung pada kematian,” terang Riyono saat ditemui pada Selasa (13/5/2025).
Ia menegaskan, untuk Idul Adha tahun ini, Pemkot Bontang melarang sementara masuknya sapi dari Pulau Jawa.
Pasok Sapi dari Daerah Aman
Untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban, sapi yang berasal dari daerah bebas LSD seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap diperbolehkan masuk ke Bontang. DKP3 akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara ketat terhadap semua sapi sebelum dipasarkan ke masyarakat.
“Kami pastikan hewan yang masuk telah melalui uji kesehatan dan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH),” tambahnya.
Namun demikian, Riyono mengakui bahwa kasus LSD juga telah terdeteksi pada sejumlah ternak lokal. Untuk menekan penyebaran, DKP3 telah melakukan vaksinasi intensif pada hewan yang terpapar.
Masyarakat Diimbau Beli Hewan Kurban di Tempat Resmi
Riyono mengimbau masyarakat agar membeli hewan kurban di lokasi resmi yang diawasi oleh dokter hewan atau petugas berwenang. Hal ini penting untuk mencegah penularan LSD secara lebih luas.
“Jangan asal beli sapi. Pastikan hewan sehat, tidak demam, tidak ada benjolan di kulit, dan memiliki SKKH,” tegasnya.
Pemkot Bontang menegaskan komitmennya dalam menjaga kelayakan hewan kurban serta mencegah gangguan terhadap pelaksanaan Idul Adha akibat penyakit hewan menular. (*)