BorneoFlash.com, BONTANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang menargetkan pelaksanaan operasi timbang balita rampung dalam waktu 56 hari kerja. Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan bahwa kelurahan yang gagal mencapai target akan dikenakan sanksi simbolis berupa pemasangan bendera hitam.
Operasi timbang serentak ini dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan akan berlangsung hingga Sabtu (10/5/2025), dengan target sebanyak 10 ribu balita yang akan ditimbang di seluruh posyandu se-Kota Bontang.
“Kalau tidak mencapai target maksimal, siap-siap saja dipasangi bendera hitam. Ini harus dikerjakan secara maksimal. Jika kerja sama berjalan baik dan pelaksanaan terukur, insyaallah hasilnya juga akan maksimal,” tegas Neni saat memimpin rapat melalui Zoom Meeting, Selasa (6/5/2025).
Neni menjelaskan, langkah ini merupakan evaluasi terhadap capaian operasi timbang sebelumnya yang dinilai masih rendah. Pada Maret 2025, hanya 43 persen dari total sasaran yang mengikuti kegiatan timbang balita, sementara pada tahun sebelumnya capaian hanya mencapai 64 persen.
“Target nasional minimal 80 persen per bulan. Capaian kita masih jauh di bawah itu. Maka diperlukan inovasi, salah satunya dengan pendekatan jemput bola oleh kader posyandu,” ungkapnya.
Ia juga menginstruksikan setiap kelurahan untuk mendata secara rinci jumlah bayi dan balita usia 0–59 bulan hingga tingkat RT. Tujuannya agar data yang dikumpulkan lebih akurat dan intervensi penanganan bisa tepat sasaran.
Sebagai contoh, di Kelurahan Belimbing terdapat 11 posyandu dengan total 753 balita. Di Loktuan, tercatat 223 anak mengalami stunting dan dua keluarga masuk kategori miskin ekstrem. Sementara di Kelurahan Kanaan, dua posyandu melayani 252 balita dengan tiga kasus stunting.
“Dengan tingginya partisipasi, maka data stunting yang diperoleh akan lebih akurat dan penanganannya bisa lebih efektif,” pungkas Neni. (*)