Abu Rokhmad menjelaskan bahwa terdapat dua dimensi dalam pelaksanaan rukyatul hilal. Pertama, dimensi ta’abbudi, yaitu aspek ibadah yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam melihat hilal untuk menentukan awal dan akhir puasa. Kedua, dimensi pengetahuan, yakni proses konfirmasi atas data hisab dan astronomi yang dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan.
“Sebagaimana awal Ramadan, kita akan menggunakan alat yang canggih dalam proses rukyat,” tambahnya.
Rukyatul hilal rencananya akan dilakukan di 33 titik pengamatan, dengan satu titik di setiap provinsi, kecuali di Bali.
“Di Provinsi Bali dalam suasana Nyepi, sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati,” jelasnya.
Proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB hingga menjelang magrib.
Dalam seminar ini, Kemenag akan mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, serta perwakilan organisasi Islam, LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.
Sidang isbat akan digelar secara tertutup pada pukul 18.45 WIB. Hasil keputusan sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. (*)