BorneoFlash.com, Nasional – Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya, menyebutkan bahwa posisi hilal awal Syawal 1445 H di seluruh wilayah Indonesia berada di antara 4° 52‘ 43“ sampai dengan 7° 37‘ 50“, dengan elongasi antara 8° 23‘ 41“ sampai 10° 12‘ 56“.
Berdasarkan data tersebut, Cecep menyatakan bahwa posisi hilal sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura), sehingga diprediksi dapat dilihat. Cecep mengungkapkan hal ini saat memaparkan posisi hilal menjelang Sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1445 H/2024 M di Gedung Kementerian Agama, Jl. MH Thamrin, Jakarta.
“hilal kemungkinan dapat dirukyat hari ini, karena tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah memenuhi kriteria visibilitas hilal atau imkan rukyat menurut kriteria MABIMS,” ungkap Cecep.
Turut hadir dalam seminar pemaparan posisi hilal, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua MUI Asrorun Ni’am Sholeh, para Staf Khusus Menag, para Staf Ahli dan Tenaga Ahli Menag, pejabat eselon I dan II Kemenag, serta perwakilan Kedutaan Besar negara sahabat.
Lebih lanjut, Cecep Nurwendaya menjelaskan bahwa negara-negara anggota MABIMS telah merumuskan kriteria baru untuk visibilitas hilal, yaitu ketinggian hilal minimal 3° dengan sudut elongasi 6,4°. “Kriteria tersebut diputuskan pada 8 Desember 2021 dan telah diterapkan di Indonesia pada awal Ramadan 1443 H/2022 M,” ungkap pakar astronomi tersebut.
Meskipun demikian, Cecep menjelaskan bahwa sebelum menetapkan 1 Syawal, pemerintah perlu melihat hasil pengamatan langsung (rukyatul hilal) untuk mengonfirmasi hasil hisab.
Tahun ini, Kementerian Agama menetapkan 127 titik lokasi rukyatul hilal awal Syawal 1445 Hijriah. Data rukyatul hilal ini selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat (penetapan) 1 Syawal yang akan digelar sore ini.
Sidang Isbat akan dipimpin oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri oleh Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.
Sumber:Kemenag RI